Antonius Dachi, Pemburu Ombak dari Sorake

 
 
Kecintaannya pada dunia selancar membuatnya terobsesi untuk menaklukkan gulungan ombak di lokasi-lokasi yang belum pernah tersentuh oleh peselancar mana pun. 

Bukan hanya untuk menyalurkan hobi yang sudah digemarinya sejak kanak-kanak, Antonius Dachi (28), bermimpi suatu hari nanti, para pecinta selancar dari berbagai belahan dunia bisa melakukan perjalanan keliling Pulau Nias untuk berselancar di berbagai tempat yang berbeda.

Bagi peselancar profesional, menentukan kelayakan suatu lokasi yang akan dijadikan tempat untuk berselancar bukanlah hal yang mudah. Bukan hanya pengetahuan tentang alam di sekitar lokasi, namun juga dibutuhkan keberanian untuk mencoba menaklukkan gulungan ombak yang bisa mencapai belasan meter. Bila salah menyurvei, maka akibatnya bisa fatal.

“ Untuk beberapa point yang saya anggap berbahaya, saya selalu bertanya pada nelayan yang berada di sekitar lokasi, untuk mengantisipasi resiko isi alam, seperti misalnya keberadaan ikan hiu, dan situasi karang, setelah kita dapat informasi, kita baru bisa memutuskan, akan main atau tidak di point tersebut,” kata pria yang akrab dipanggil Anton ini.

Menurut pria kelahiran 15 Oktober 1985 ini, hal yang paling berbahaya pada olah raga selancar adalah karang-karang berdiri. “ Seperti saat menemukan salah satu point beberapa waktu lalu, keyakinan saya waktu main di tempat tersebut, di saat surut, banyak rumput laut terlihat di sekitar karang yang rata, ditambah informasi lainnya, akhirnya saya memutuskan untuk main di situ,” ujarnya.

Berbekal pengalaman saat melakukan ekspedisi di beberapa lokasi selancar di Bali, serta ilmu yang didapat saat mengikuti pelatihan pramuwisata tingkat junior yang diadakan oleh Unesco, peraih juara 1 kontes selancar di Bali pada tahun 1999 ini mulai mencari lokasi baru untuk berselancar. Tercatat ada beberapa lokasi selancar yang ditemukan oleh pengagum Luck Agen ini. Salah satunya Ema Right (2010), lokasi yang ditemukannya bersama salah seorang peselancar asing.

Awalnya Belajar Dengan Papan Selancar Patah

Sering menyaksikan para peselancar asing bermain di Sorake, membuat Anton yang saat itu masih kecil tertarik untuk mencoba olah raga bergengsi itu. “ Pertama kali belajar, papan selancar yang dipinjamkan seorang turis pada saya itu papan selancar yang sudah patah,” kenang Anton.

Kepada Takana, Anton menuturkan, saat ini dia selalu mewakili peselancar lokal adu kemampuan saat para peselancar profesional dunia berkunjung ke Nias Selatan. “ Untuk sekarang ini, saya bisa mewakili kita disaat para profesional dunia datang kemari,” imbuhnya.

Seorang fotografer Savier Arana pernah mensponsori ayah dua orang anak ini. Selama 3 bulan, mahasiswa STIE Nias Selatan ini bermain di beberapa lokasi selancar di Nias Selatan, dan fotografer tersebut membuat foto dokumenternya.

Pada tahun yang sama, fotografer asal Uruguay tersebut membawa Anton ke Bali untuk diikutsertakan dalam sebuah kontes lokal yang diselenggarakan oleh Magic Wave. Juara 1 yang berhasil dimenangkan oleh Anton pada kontes tersebut, membuat banyak pihak yang ingin menjadi sponsor pria yang fasih berbahasa Inggris ini.

Berbeda dengan teman-teman seangkatannya yang memilih bekerja di luar daerah dengan penghasilan yang tidak sedikit, hanya dengan berbekal sertifikat pelatihan pramuwisata tersebut, rasa tanggung jawab terhadap perkembangan dunia selancar di Pulau Nias, membuat Anton yang kini disponsori oleh salah satu merk papan selancar ini lebih memilih untuk tetap tinggal di tanah kelahirannya, sambil menunggu impiannya menjadi nyata. [DESTY HULU]

Biodata

Nama Lengkap : Antonius Dachi
Tempat Lahir    : Hilimaniamölö
Tanggal Lahir   : 15 Oktober 1985
Istri                   : Melianti Laia
Anak                 : 1. Wiji Falehamböwö Dachi
                            2. Ruben Zisökhi Dachi

Tulisan pernah dimuat di Tabloid Takana