Berkat Agusman Telaumbanua, Berawal dari Coba-coba



Nama Berkat Agusman Telaumbanua (27) belum cukup familiar dikalangan pecinta musik di Kepulauan Nias. Namun demikian, Berkat telah menambah daftar penyanyi bersuara merdu, saat terpilih menjadi juara I Lomba Duta Bintang Radio RRI Gunungsitoli 2011 pada, Kamis (8/9/2011).
“Hanya coba-coba,” itulah kalimat yang terucap dari pria jangkung pemilik tinggi 173 cm ini, saat Koresponden NBC, Desty Hulu, menanyakan motivasi dia mengikuti ajang yang diselenggarakan RRI Gunungsitoli itu.
 
Berkat sudah memperlihatkan ketertarikan terhadap dunia tarik suara semenjak duduk dibangku SMP. Berbagai perlombaan pernah dia ikuti, seperti lomba vokal solo dan vokal grup tingkat SMP, SMA dan saat menjadi mahasiswa. Bagi Berkat, dalam suatu perlombaan, menang atau kalah bukan menjadi target. “Yang penting hobbi menyanyi dapat tersalur,” kata bungsu dari dua bersaudara ini.

Utusan Nias ke Manado

Sebagai juara dalam ajang olah vokal itu, secara otomatis Berkat menjadi utusan Kepulauan Nias dalam Lomba Bintang Radio Tingkat Nasional di Manado, Sulawesi Utara, pada Oktober 2011. Tidak ada persiapan khusus, namun pria yang aktif sebagai guru seni dan budaya di SMK Kristen BNKP Gunungsitoli ini berjanji, akan mengeluarkan seluruh kemampuan bernyanyi demi  membawa nama Nias diblantika musik tanah air.

“Tidak ada persiapan khusus, Hanya berlatih vokal dan mempersiapkan mental. Kami juga akan mengunjungi wali kota dan beberapa pejabat untuk meminta doa restu,” ujar Berkat,  saat ditemui di Gereja GBI Gunungsitoli, tempat dia melayani sebagai seorang bassist, Minggu (18/9/2011).

“Berkat benar-benar digembleng” ujar Nunung (43), pelatih vokal yang dipercaya melatih Duta Bintang Radio RRI Gunungsitoli 2011. Menurut wanita berdarah Jawa ini, bila Berkat berhasil meraih juara di tingkat nasional merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Nias. Nunung menambahkan, jika menjadi juara pada tingkat nasional, Berkat akan mewakili Indonesia dalam perlombaan tingkat Asean.

Belajar Mandiri Setelah Ditinggal Kedua Orang Tua

Kehilangan ayah pada tahun 2000 dan disusul oleh ibu tercinta pada tahun 2009 membuat Berkat menjadi sosok yang mandiri.  Sejak kejadian itu, Berkat bertekad untuk tidak menyia-nyiakan pendidikan yang telah dia peroleh dari kerja keras kedua orangtuanya. “ Saya hanya bisa menceritakan kesuksesan saya dengan berbicara pada foto mereka, ” ujarnya berusaha menutupi kesedihan.

Kemandirian yang seolah telah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari Berkat, tercermin juga dari cara dia mengajar. Kepada setiap siswa, Berkat tidak pernah mentolelir keterlambatan maupun kelalaian mengerjakan tugas. “Melalui disiplin, siswa dapat belajar mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain,” kata pria yang telat menyelesaikan kuliah ini, karena lebih memilih menjadi guru.

Walau masih  berstatus guru honorer, Berkat menjalani profesi itu penuh tanggung jawab. Terbukti pada Minggu (18/9/2011), dengan penuh semangat dia mendampingi anak didiknya tampil membawakan lagu-lagu pujian di Gereja BNKP Jemaat Hosiana, Kota Gunungsitoli. (A1-KG)

Tulisan pernah dimuat di www.nias-bangkit.com